Genetic Modified Organism. Baik atau Buruk?

Organisme termodifikasi secara genetika atau populer disebut dengan GMO (dari bahasa Inggris genetically modified organism) merupakan organisme yang material genetikanya telah dimodifikasi menggunakan metode rekayasa genetika. Masyarakat menilai GMO lebih populer dengan konotasi kearah tumbuhan yang sudah direkayasa genetikanya, sehingga menghasilkan panen yang sesuai ekspetasi. 

Secara umum, penggunaan GMO dinilai lebih menguntungkan untuk sejumlah produsen, terutama produsen pertanian. Hal tersebut dikarenakan tanaman yang sudah dimodifikasi DNAnya akan lebih tahan terhadap hama, lebih tahan terhadap iklim, dan juga menghasilkan produk dengan kuantitas serta kualitas yang lebih baik. Tentu saja, dengan meningkatknya kuantitas panen akan menurunkan resiko gagal panen, yang dapat menggerus keuntungan produsen. Oleh karena itu, tanaman yang sudah dimodifikasi lebih disukai oleh produsen, karena dapat menambah profit produksi.

Namun, tidak semua berpendapat bahwa GMO memberikan keuntungan bagi seluruh strata masyarakat. Beberapa kalangan mengklaim  konsumsi tanaman yang sudah dimodifikasi,dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang berdampak kepada kecacatan anak-cucu. Tapi benarkan demikian?

Menurut Deborah H Whitman, adanya modifikasi genetik pada tanaman dapat memperbesar resiko alergi. Anak-anak di Amerika Serikat mulai mendevelop alergi kacang yang dapat membahayakan hidup. Hal tersebut diduga karena adanya penambahan gen pada taneman yang menyebabkan allergen baru atau reaksi alergi terhadap individu tertentu. Secara keseluruhan, peneliti menyatakan bahwa konsumsi GMO tidak memberikan efek resiko kesheatan kepada manusia.

Comments

Popular posts from this blog

Persyaratan Pembuatan SKDU (Surat Keterangan Domisili Usaha)

Makanan Indonesia Ini Ternyata Hasil Asimilasi Budaya

SKDU : Surat Keterangan Domisili [Done]