Urban Gardens

Hello, Teman!

Kalian pernah denger istilah 'ketahanan pangan'? Atau pernah gak sih bertanya-tanya kenapa orang jaman dahulu bisa menjaga raintai suplai makanan mereka dengan baik? Yuk simak ulasannya!

Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Ketahanan pangan sangat rentan terhadap masalah, terutama seperti lahan, akses, transport dan juga sumber daya yang ada. Sebagai contoh, Indonesia sangat bergantung kepada impor dari beberapa negara dalam hal kebutuhan pangan. Kegiatan impor tersebut membutuhkan yang namanya 'transportasi' baik dalam laut, udara, maupun darat. Adanya kendala dalam kegiatan transport tersebut tentu saja dapat meneyabkan masalah dalam rupa kekurangan pasok pangan pada negara yang bersangkutan.


Namun, hebatnya, pada jaman dahulu, terutama peradaban suku Maya dan Konstatinopel. Mereka tidak menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energi transport layaknya masa kini, namun bagaimana bisa mereka memiliki ketahanan pangan?

Peradaban Suku Maya

Untuk mempertahankan pangannya, peradapan Maya Klasik (AD 250-1000) menerapkan sistem pertanian rumah tangga. Mereka tidak banyak menerapkan sistem peternakan, dan teknik pertanian yang digunakan dapat berubah tiap waktu sesuaiin lingungan, ekonomi, dan sosiopolitik. 



Pangan yang dikonsumsi dalam area perkotaan  dihasilkan dalam jumlah signifikan di dalam perkotaan. Produksi pangan menjadi efisien energi dan tidak terlalu membutuhkan kendaraan beroda dan hewan pekerja dikarenakan mayoritas dari penduduk kotanya sendiri berprofesi sebagai petani.  Dengan adanya penanaman dan budidaya dari dalam kota itu sendiri, maka transportasi dan distribusi pangan dari konsumen hingga produsen akan menjadi lebih mudah.
Kota Konstatinopel
Kota Konstatinopel merupakan ibukota dari Kekaisaran Ottoman. Keberhasilan ketahanan pangan Kota Konstatinopel terletak pada penerapan green-blue infrastrucure yang meggabungkan usha produksi pangan lokal dan penyimpanan makanan dan air didalam perkotaan. Secara singkat, dahulu ketahanan pangan kota ini bergantung sepenuhnya kepada impor gandum dari perkotaan lain, hal tersebut dikarenakan Kota Konstantinopel terletak pada prosisi strategis yang memudahkan pelayaran dan pelabuhan kapal. Gandum ini akan dibeli oleh pemerintah dan akan didistribusikan secara gratis kepada penduduknya. Namun, seiringnya waktu dan seringnya terjadi penyerbuan dan pemblokiran jalan distribusi dari kota lain kedalam Kontstatinopel, sehingga membuat kota ini mengembangkan produksi pangannya sendiri. 

Adanya kerjasama antara kelas sosial dalam pemenuhan kebutuhan pangan juga merupakan salah satu kunci keberhasilan ketahanan pangan penduduknya. Masyarakat kelas sosial bawah yang tidak memiliki lahan untuk bercocok tanam akan di hire sebagai petani untuk mengurus lahan milik orang lain. Sedangkan kelas sosial tinggi akan menyewakan lahan mereka untuk dibudidayakan. Adanya timbal balik tersebut yang menciptakan ketahnan pangan.

Comments

Popular posts from this blog

Persyaratan Pembuatan SKDU (Surat Keterangan Domisili Usaha)

Makanan Indonesia Ini Ternyata Hasil Asimilasi Budaya

SKDU : Surat Keterangan Domisili [Done]