Biotechnology or Organic? Extensive or Intensive? Global or Local? A Critical Review of Potential Pathways to Resolve the Global Food Crisis
Krisis
pangan dapat diartikan sebagai
ketidakmampuan mengakses, memperoleh, atau membeli makanan. Salah satu
sumber utama dari krisis pangan yang terjadi di dunia adalah adanya
ketidakseimbangan antara peningkatan jumlah penduduk dengan usaha untuk tentap
menjaga ketersedian pangan sekaligus pelestarian lingkungan beserta
ekosistemnya secara berkelanjutan. Krisis pangan dapat terjadi karena adanya perubahan iklim, erosi tanah maupun kelangkaan air. Sebagian para ahli berpendapat bahwa krisis pangan disebabkan oleh kurangnya kemampuan suatu daerah untuk produksi pangan. Tetapi, sebagian para ahli lainnya beranggapan krisis pangan diakibatkan karena lemahnya kekuatan politik dalam mengatur pangan.
Penulis artikel "Biotechnology or Organic? Extensive or Intensive? Global or Local? A Critical Review of Potential Pathways to Resolve the Global Food Crisis" Fraser., et al (2016) menawarkan beberapa prespektif yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan krisis pangan.
Penulis artikel "Biotechnology or Organic? Extensive or Intensive? Global or Local? A Critical Review of Potential Pathways to Resolve the Global Food Crisis" Fraser., et al (2016) menawarkan beberapa prespektif yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan krisis pangan.
Perspektif 1: Teknologi untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Teknologi
seperti rekayasa genetika dapat digunakan untuk meningkatkan hasil produksi pangan.
Rekayasa genetika dapat mengembangkan varietas tanaman sehingga tahan terhadap
penyakit dan kondisi lingkungan tertentu.Akan tetapi, beberapa pendapat menyatakan krisis pangan
bukan disebabkan oleh produksi pangan, karena kebutuhan kalori masyarakat tetap
terpenuhi walaupun populasi terus bertambah. Pendapat lainnya menyatakan
sebanyak 1/4 makanan terbuang sia-sia. Selain itu, tanaman transgenik dianggap
dapat memberikan dampak buruk terhadap lingkungan.
Perspektif 2: Keadilan dan Distribusi
Distribusi
pangan dinilai tidak merata. Terdapat 3 strategi
untuk mengatasi hal ini.
- Strategi pertama adalah pengurangan penggunaan tanaman yang dapat dikonsumsi sebagai bahan bakar karena dianggap mampu mengurangi harga bahan pangan sehingga dapat mencukupi kebutuhan masyarakat kurang mampu.
- Strategi kedua adalah meningkatkan distribusi langsung melalui bantuan makanan dari negara yang ketersediaan pangannya terlalu banyak, tetapi bantuan tersebut jika dilakukan dalam jangka waktu panjang dapat menjadi bencana bagi pasar lokal karena menurunkan pendapatan pertanian di daerah tersebut.
- Strategi yang terakhir, perubahan pola makan dengan mengurangi konsumsi daging atau masyarakat mengganti pakan ternak menjadi rerumputan sehingga lahan dapat ditanam bahan pangan yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat.
Perspektif 3: Kedaulatan Pangan Lokal
Keamanan
pangan yang berpusat pada kedaulatan sistem pangan lokal dengan melibatkan
pertanian yang organik, beragam, alternatif, dan bersifat lokal. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa pengaplikasian pertanian biodinamis tidak dapat memproduksi bahan pangan yang cukup untuk
memastikan ketahanan pangan. Pertanian dengan metode ini memiliki hasil panen
yang lebih rendah dibandingkan dengan pertanian secara konvensional. Maka, para
petani yang menerapkan pertanian konvensional dapat mengurangi dampak
lingkungan mereka dan tetap mempertahankan hasil panen maksimal.
Perspektif 4: Kegagalan Pasar, Kedaulatan dan Peraturan
Krisis
pangan merupakan salah satu pengaruh dari eksternalitas
negatif yang merupakan dampak negatif dari suatu aktivitas ekonomi atau
dapat disebut sebagai kegagalan pasar. Bentuk eksternalitas yang sering terjadi
seperti subsidi yang tidak tepat, keracunan makanan,dan limbah makanan.
Eksternalitas negatif dapat diredam dengan membebankan biaya produksi dan
distribusi kepada konsumen agar masyarakat lebih menghargai
makanan, melakukan pengolahan pangan sehingga dapat menambah umur simpan
produk pangan dan keamanan produk pangan agar meminimalisir keracunan pangan
dan limbah produksi.
Permasalahan krisis pangan tidak dapat diatasi dengan salah satu perspektif karena setiap perspektif memiliki argumennya sendiri. Oleh sebab itu untuk mengatasi masalah krisis pangan perlu adanya kolaborasi atau menyatukan ide dari setiap pandangan dengan cara mengesampingkan kepentingan setiap golongan.
Comments
Post a Comment